Kamis, 22 Desember 2011

Pemimpin Profesional

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam, di beberapa negara telah berupaya untuk melakukan revitalisasi kepemimpinan. Revitalisasi ini termasuk pula dalam hal perubahan paradigma kepemimpinan, terutama dalam hal pola hubungan atasan-bawahan, yang semula bersifat hierarkis-komando menuju ke arah kemitraan bersama. Pemaksaan kehendak dan pragmatis merupakan sikap dan perilaku yang kerap kali mewarnai kepemimpinan komando-birokratik-hierarkis, yang pada akhirnya hal ini berakibat fatal terhadap terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung bersikap a priori dan bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang unggul.
 
Dengan model kepemimpinan demikian, diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh anggota organisasi dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disertai dengan pertimbangan rasionalnya. Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan abad ke-21.
 
Pemberdayaan pada dasarnya merupakan proses pemerdekaan diri, dimana setiap individu dipandang sebagai sosok manusia yang memiliki kekuatan cipta, rasa dan karsa dan jika ketiga aspek kekuatan diri manusia ini mempunyai tempat untuk berkembang secara semestinya dalam suatu organisasi, maka hal ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kemajuan organisasi. Oleh karena itu, partisipasi dan keterlibatan individu dalam setiap pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi pertumbuhan organisasi. Dengan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan, pada gilirannya akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam mengimplementasikan setiap keputusan yang diambil.
 
Pendapat di atas mengindikasikan bahwa upaya pemberdayaan bukanlah hal yang sederhana, melainkan di dalamnya membutuhkan kerja keras dan kesungguhan dari pemimpin agar anggotanya tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berdaya. Jika saja seorang pemimpin sudah mampu memberdayakan seluruh anggotanya maka di sana akan tumbuh dinamika organisasi yang diwarnai dengan pemikiran kreatif dan inovatif dari setiap anggotanya. Mereka dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya secara leluasa tanpa hambatan sosio-psikologis yang membelenggunya. Semua akan bekerja dengan disertai rasa tanggung jawab profesionalnya.
 
Dalam menatap masa depan ini cukup bagi kita untuk senantiasa mengembangkan kemampuan dan menjadi pakar dalam ilmu yang kita tekuni, harapan terbesar jika salah satu dari kita menjadi pengganti pemimpin-pemimpin negeri ini, semua kaum muda siap dan tanpa ragu untuk menggantikan serta memberikan sebuah ide-ide dan amalan yang nyata untuk membangun negeri tercinta ini. Telah di tunggu pahlawan-pahlawan muda yang muncul, bukan hal yang mustahil jika kita dapat menjadi seorang pahlawan karena ustdz. Anis mata Lc. Mengatakan dalam bukunya Mencari pahlawan Indonesia , beliau menuliskan bahwa : “Pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang di turunkan ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat, secepat kilat untuk kemudian kembali lagi ke langit. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis. Mereka tidak harus di catat dalam buku sejarah. Atau dimakamkan di taman makam pahlawan. Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa. Mereka bukan malaikat. Merea hanya manusai biasa berusah memaksimlakan seluruh kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya.

B.  Tujuan Penulisan
Dari pemaparan di atas maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
Untuk memperoleh gambaran tentang kepemimpinan yang profesional.
Untuk memperoleh gambaran tentang pemimpinan dalam upaya pencapaian tujuan dari kepemimpinannya.

C.  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat menambah wawasan bagi pemimpin, mahasiswa, masyarakat dan pembaca tentang kepemimpinan untuk terwujudnya proses kepemimpinan yang profesional.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kepemimpinan Profesional

Kepemimpinan Profesional adalah kepemimpinan yang mempunyai etika di dalamnya. Ketika sebuah keputusan diambil, leadership judgement tidak berhenti di dalam kompetensi kepengambilan-keputusan, namun juga di dalam tingkat kebenaran etis dari sebuah keputusan.

Etika adalah pembimbing moralitas yang mengacu pada penghargaan yang tinggi terhadap kemanusiaan. Etika menjaga nilai keharmonisan dalam hidup, baik itu manusia maupun organisasi, karena etika membangun dan menguatkan nilai fairness (keadilan), khususnya dalam berkompetisi dan beraliansi. Etika bersifat imperatif, atau menjadi kewajiban, bagi setiap anggota komunitas di mana etika tersebut dibuat. Tujuan keberadaan etika itu sendiri adalah membangun manusia yang seutuhnya dalam koridor keberadaan umat manusia.

jika ingin menjadi pemimpin yang profesional, alangkah baiknya mempunyai salah satu kriteria seorang pemimpin. organisasi yang profesional yaitu organisasi tersebut dipimpin oleh pemimpin profesional yang memahami praktik sampai ke detail, meski tidak usah melakukan sampai ke detail. Kepemimpinan profesional perlu memahami segi-segi legal dalam kegiatan kerja sehari-hari dalam melakukan tugas kepemimpinanya.

Kepemimpinan Profesional yang unggul harus memiliki tiga serangkaian kepemimpinan, yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, tuntutan pertama yang harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke mana organisasi itu akan dibawa dan selanjutnya bagaimana strategi serta implementasinya.
 
Apakah visi itu ? Visi mencerminkan kedalaman dan keluasan pemahaman yang memungkinkan untuk mendeteksi dan membentangkan pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan di masa depan yang membimbing pemimpin untuk membawa organisasi itu memasuki masa depan. Tanpa visi, maka manusia akan lenyap.

Apakah nilai itu ? Nilai dari seorang pemimpin akan menentukan apakah ia dapat menjadi pemimpin yang efektif atau tidak. Sesungguhnya ada dua jenis nilai pemimpin, yaitu pemimpin yang berorientasi pada diri sendiri dan pemimpin yang berorientasi pada organisasi.

Keberanian mengambil keputusan adalah inti dari kepemimpinan. Setiap keputusan pasti mengandung kesalahan di dalam dirinya. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak pernah salah dalam membuat keputusan. Pemimpin adalah manusia, dan harus sadar bahwa apa yang diputuskan ada unsur benar dan salahnya. Sebenarnya, tantangan kepemimpinan bagi para “pemimpin” di masa depan adalah mentransformasikan diri dari kepemimpinan yang birokratis menjadi kepemimpinan yang korporatis.

Kepemimpinan yang birokratis adalah kepemimpinan yang menjadikan aturan atau prosedur sebagai tujuan yang harus dicapai. Kepemimpinan korporatis adalah kepemimpinan yang berpola berusaha, semangat untuk mencari peluang dan menggunakan aturan serta prosedur sebagai wahana, bukan tujuan.

B.  Bekal Seorang Pemimpin Profesional

Kepemimpinan bukanlah sebuah klub ekslusif bagi mereka yang terlahir dengan jiwa kepemimpinan. Karakteristiknya yaitu bahan-bahan mentah kepemimpinan, dapat diperoleh dan dipelajari. Gabungkanlah bahan-bahan mentah itu dengan niat dan tidak ada yang dapat merintangi anda untuk menjadi seorang pemimpin.

Menurut John C. Maxwell, kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pemimpin sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap berada di atas, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan.

Ada beberapa tingkat kepemimpinan yang harus anda ketahui jika anda ingin menjadi pemimpin. Yaitu: pertama, pemimpin yang MEMIMPIN. Potret seorang pemimpin seperti ini dilahirkan dengan mutu kepemimpinan. Melihat kepemimpinan yang diteladani selama hidupnya kemudian mempelajari kepemimpinan tambahan lewat latihan dan dia memiliki disiplin diri untuk menjadi pemimpin yang hebat di kemudian hari. Kedua, Pemimpin lewat PENGAJARAN. Potret pemimpin yang kedua ini, melihat kepemimpinan yang diteladani dalam sebagian besar hidup, mempelajari kepemimpinan lewat latihan, memiliki disiplin diri untuk menjadi pemimpin yang hebat. Ketiga, Pemimpin yang TAK KENTARA, pada potret pemimpin yang ketiga, anda akan mendapati belum lama melihat kepemimpinan yang diteladani karena dia sedang belajar untuk menjadi seorang pemimpin lewat latihan dan berusaha menerapkan kedisiplinan diri untuk menjadi pemimpin yang baik. Terakhir, Pemimpin yang TERBATAS yaitu sedikit atau sama sekali tidak terlihat memiliki bakat sebagai pemimpin, kurang atau tidak suka mengkuti pelatihan kepemimpinan namun dia memiliki keinginan untuk menjadi seorang pemimpin.
Kepemimpinan adalah pengaruh, dan pengaruh adalah suatu keterampilan yang dapat dikembangkan. Dengan meningkatkan pengaruh berarti kita sedang mengoptimalkan potensi kepemimpinan. Ada segitiga kekuatan yang dapat membantu para pemimpin untuk maju. Ia berkata, tiga komponen dalam segitiga ini adalah komunikasi, pengakuan dan pengaruh. Pada saat anda mulai berkomunikasi secara efektif, anda akan mendapatkan pengakuan, dan kemudian mengarah pada pengaruh.

Lalu bekal apakah yang perlu anda siapkan agar sukses menjadi pemimpin? Menjadi pemimpin itu mungkin mudah tapi yang paling sulit dan rumit adalah kalau seseorang ingin menjadi pemimpin yang sejati, pemimpin yang positif dan pemimpin yang mengajak ke jalan yang benar. Syarat dan bekal minimal seorang pemimpin yang baik menjadi sangat mutlak untuk dimiliki yakni: pertama, ada rasa karisma. Ada beberapa karakteristik para pemimpin yang berkarisma yaitu memiliki perilaku terpuji, jujur dan dapat dipercaya, memegang komitmen, memiliki prinsip hidup yang kuat, konsisten dengan ucapannya dan memiliki ilmu agama yang memadai. Seorang pemimpin adalah selalu mereka yang memiliki kemampuan di atas masyarakat pada umumnya. Kedua, memiliki keberanian. Berani membela yang benar, berpegang teguh pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani mengambil resiko dan berani beratanggung jawab.

Bekal seorang pemimpin terkait dengan kecerdasannya ada tiga; kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual. Seorang pemimpin seharusnya dapat membekali dirinya dengan ke tiga kecerdasan tersebut karena ketiga-tiganya menjadi penentu suksesnya sebagai seorang pemimpin yang baik. Dan ketiganya selalu terwujud dalam perilaku yang terjaga dan memiliki karakteristik diantaranya adalah; menjadikan hati nurani sebagai pelita, mampu membedakan antara yang haq dan yang batil, mampu mengendalikan emosi, tidak serakah, tidak takabur
 
C.  Kriteria Seorang Pemimpin Profesional
Kriteria seorang pemimpin yang mampu membuat strategi adalah pertama menguasai medan. Kedua, memiliki wawasan yang luas. Ketiga, berpikir cerdas, kreatif dan inovatif. Keempat, mampu melihat masalah secara komprehensif. kelima, mampu menyusun skala prioritas dan mampu memprediksi masa depan.

Keenam, memiliki moral yang tinggi. Moralitas merupakan modal dasar bagi seorang pemimpin yang berkualitas. Seorang pemimpin adalah figur secara moral dapat dipertanggung-jawabkan. Dan karakteristik pemimpin yang bermoral adalah tidak menyakiti orang lain, mampu menghargai orang lain dengan berbagai jenis karakter dan perbedaan, bersikap santun dengan perkataannya yang terkendali.

Ketujuh, Anda haruslah memiliki rasa humor. Seorang pemimpin harus memiliki rasa humor. Pemimpin adalah gudangnya humor, tetapi bukan rasa humor yang diobral murah. Karakteristik pemimpin yang memiliki rasa humor adalah murah senyum, mampu memecahkan kebekuan suasana, mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan, setiap masalah dihadapi dengan wajah ceria, kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu dan mampu menempatkan rasa humor pada situasi yang tepat.

Kedelapan, mampu menjadi mediator. Karena pemimpin harus mampu bertindak adil dan obyektif, maka dua hal tersebut akan menunjang tugasnya sebagai seorang mediator yang baik. dan karakteristik pemimpin yang mampu menjadi mediator secara optimal adalah berfikir secara pisitif, setiap ada masalah mampu berada di tengah, memiliki kemampuan masalah melobi, mampu mendudukkan masalah secara profesional, dan mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan bersama.
Kesembilan, mampu menjadi motivator. Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi sangat erat. Seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Tugas ini merupakan keniscayaan sebagai pucuk pimpinan yang bertugas membangun motivasi kerja bagi para anak buahnya. Pemimpin adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika punuk pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tugas tersebut tidak dapat diabaikan karena dia motivasi merupakan sarana vital dalam membangun semangat kerja di kalangan karyawan. Adapun tanda-tanda seorang pemimpin yang menyadari fungsinya sebagai seorang motivator adalah memeliki kepedulian terhadap orang lain, mampu menjadi pendengar yang baik, mengajak kepada kebaikan, mampu meyakinkan orang lain, berusaha mengerti keinginan orang lain dan mampu berdiri di muka serta di tengah dan di belakang.Dan yang terakhir adalah, anda mampu mengendalikan diri.

D.  Syarat-syarat Pemimpin Profesional
Ø  Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam tentang ke pemimpinan
Ø  Menekankan pada suatu keahlian dalam memimpin sesuai dengan bidang yang di pimpinannya
Ø  Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai dalam memimpin
Ø  Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari kepemimpinan yang dilaksanakanya
Ø  Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan dalam memimpin
Ø  Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
Ø  Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasisnnya, guru dengan muridnya dan pemimpin dengan orang yang di pimpinnya
Ø  Diakui oleh masyarakat dalam kepemimpinannya.

E.  Makna Penting Profesionalisme Kepemimpinan
Ø  Profesionaliasme memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum
Ø  Profesionalisme pemimpin merupakan suatu cara untuk memperbaiki kepemimpinan yang selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat kurang bagus
Ø   profesionalisme memberikan kemumgkinan perbaikan dan pengembangan diri yang memuigkinan pemimpin dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan kompetensi yang di milikinya.

F.  Sikap dan Sifat-sifat Pemimpin yang Baik
Ø  Bersikap adil
Ø  Percaya dan suka pada orang-orang yang di pimpinnya
Ø  Sabar dan rela berkorban
Ø  Memiliki wibawa di hadapan orang-orang yang di pimpinnya
Ø  Penggembira
Ø  Bersikap baik terhadap pemimpin-pemimpin yang lain
Ø  Bersikab baik terhadap masyarakat
Ø  Benar-benar menguasai apa yang di pimpinnya
Ø  Berpengetahuan luas



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan

Kepemimpinan Profesional adalah kepemimpinan yang mempunyai etika di dalamnya. Ketika sebuah keputusan diambil, leadership judgement tidak berhenti di dalam kompetensi kepengambilan-keputusan, namun juga di dalam tingkat kebenaran etis dari sebuah keputusan.

Kepemimpinan Profesional yang unggul harus memiliki tiga serangkaian kepemimpinan, yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, tuntutan pertama yang harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke mana organisasi itu akan dibawa dan selanjutnya bagaimana strategi serta implementasinya.

Menurut John C. Maxwell, kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang terlahir sebagai pemimpin sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap berada di atas, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan.

Kepemimpinan adalah pengaruh, dan pengaruh adalah suatu keterampilan yang dapat dikembangkan. Dengan meningkatkan pengaruh berarti kita sedang mengoptimalkan potensi kepemimpinan. Ada segitiga kekuatan yang dapat membantu para pemimpin untuk maju. Ia berkata, tiga komponen dalam segitiga ini adalah komunikasi, pengakuan dan pengaruh.

Bekal seorang pemimpin terkait dengan kecerdasannya ada tiga; kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual. Seorang pemimpin seharusnya dapat membekali dirinya dengan ke tiga kecerdasan tersebut karena ketiga-tiganya menjadi penentu suksesnya sebagai seorang pemimpin yang baik. Dan ketiganya selalu terwujud dalam perilaku yang terjaga dan memiliki karakteristik diantaranya adalah; menjadikan hati nurani sebagai pelita, mampu membedakan antara yang haq dan yang batil, mampu mengendalikan emosi, tidak serakah, tidak takabur.

Kriteria seorang pemimpin yang mampu membuat strategi adalah menguasai medan, memiliki wawasan yang luas, berpikir cerdas, kreatif dan inovatif, mampu melihat masalah secara komprehensif, mampu menyusun skala prioritas dan mampu memprediksi masa depan, Pemimpin harus memiliki moral yang tinggi, Pemimpin haruslah memiliki rasa humor, Pemimpin harus mampu menjadi mediator, Pemimpin harus mampu menjadi motivator, dan Pemimpin harus mampu mengendalikan diri.

B.  Saran
Para pemimpin, calon pemimpin, dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai memahami, menerapkan, dan mengembangkan sikap-sikap serta perilaku dalam dunia kepemimpinan melalui teladan baik dalam pikiran, ucapan, dan tindakan.

Oleh : As’ari Sulaiman


DAFTAR PUSTAKA

Blog pada WordPress.com • Freshy theme by Jide.
Copyright 2009 © yudhi’m blog, template by blog template 4 U I Blogspot tutorial I Blogger
© 2009 Multiply, Inc.    About · Blog · Terms · Privacy · Corporate · Advertise · Contact · Help
©2009 POS KUPANG ONLINE — All rights reserved
Just another WordPress.com weblog
Puncak WordPress, Copyright © 2007-2009 AKHMAD SUDRAJAT : LET'S TALK ABOUT EDUCATION ! Theme by NeoEase. Valid XHTML 1.1 and CSS 3.
Written by Heri Susanto, 2008
www.pks-jaksel.or.id, 2005 - 22:37 (2341 Dibaca)

1 komentar:

  1. Planet Win 365 Casino Review and Welcome Bonus
    Planet Win 365 Casino has become one of the most popular online casinos planet win 365 in 2021. The casino features a wide range 온라인카지노 of starvegad live casino games including roulette,

    BalasHapus