Bismillah,
saudaraku, semangat untuk beramal atau berdakwah adalah baik. Namun setiap
beramal atau berdakwah harus dengan keyakinan yang kuat dan ilmu yang benar.
Sebab berdakwah tidak berlandaskan karena Allah sangatlah rapuh. Ibarat musafir
yang membawa onggokan kerikil dalam perjalanan, disangkanya itu bekal yang membawanya dalam perjalanan, tidak tahu
justru menjadi beban yang memberatkan perjalanannya. Ini perumpamaan orang yang
berdakwah tanpa dilandasi karena Allah. Saudaraku marilah kita renungkan tiga
pertanyaan ini :
- Ridho siapa yang akan kamu cari ?
- Kenikmatan manakah yang kamu cari ?
- Dari bahaya manakah kamu hendak lari ?
Saudaraku,
semoga saudaraku senantiasa mengingat dan meneliti kembali bekal yang kita
persiapkan untuk hari esok (Akhirat). Sebagai mana firman Allah (QS. Al-Harsy : 18).
Bismillah,
Saudara-saudariku pembawa bendera yang mulia ini harus memiliki sikap yang
berbeda dengan sikap manusia pada umumnya. Ibnu Mas’ud berkata, “Seorang
Pembawa Al-Qur’an harus menghidupkan malam-malamnya ketika orang-orang tengah
tidur lelap, melakukan aktivitas bermanfaat disiang harinya, menampakkan
kesedihannya ketika orang-orang bersuka ria, menangin ketika orang-orang
tertawa-tawa, diam saat orang berkata-kata, dan rendah hati ketika orang-orang
bersikap sombong. (Shifat Ash-Shafwah, Ibnu Al-Jauzi 1/172). Itulah karakter
mulia yang harus dimiliki oleh seorang pembawa Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar