BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guna
menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi
global yang sangat ketat dan tajam, di beberapa negara telah berupaya
untuk melakukan revitalisasi kepemimpinan. Revitalisasi ini termasuk
pula dalam hal perubahan paradigma kepemimpinan, terutama dalam hal pola
hubungan atasan-bawahan, yang semula bersifat hierarkis-komando menuju
ke arah kemitraan bersama. Pemaksaan kehendak dan pragmatis merupakan
sikap dan perilaku yang kerap kali mewarnai kepemimpinan
komando-birokratik-hierarkis, yang pada akhirnya hal ini berakibat fatal
terhadap terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung bersikap a
priori dan bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata.
Dengan kondisi demikian, pada akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang
unggul.
Dengan
model kepemimpinan demikian, diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan
dan seluruh anggota organisasi dapat memberdayakan dirinya, dan
membentuk rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diembannya.
Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun
justru berkembang dari hati sanubari yang disertai dengan pertimbangan
rasionalnya. Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model
kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan abad
ke-21.
Pemberdayaan
pada dasarnya merupakan proses pemerdekaan diri, dimana setiap individu
dipandang sebagai sosok manusia yang memiliki kekuatan cipta, rasa dan
karsa dan jika ketiga aspek kekuatan diri manusia ini mempunyai tempat
untuk berkembang secara semestinya dalam suatu organisasi, maka hal ini
akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kemajuan organisasi. Oleh
karena itu, partisipasi dan keterlibatan individu dalam setiap
pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi pertumbuhan organisasi.
Dengan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan, pada gilirannya
akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam mengimplementasikan
setiap keputusan yang diambil.
Pendapat
di atas mengindikasikan bahwa upaya pemberdayaan bukanlah hal yang
sederhana, melainkan di dalamnya membutuhkan kerja keras dan kesungguhan
dari pemimpin agar anggotanya tumbuh dan berkembang menjadi individu
yang berdaya. Jika saja seorang pemimpin sudah mampu memberdayakan
seluruh anggotanya maka di sana akan tumbuh dinamika organisasi yang
diwarnai dengan pemikiran kreatif dan inovatif dari setiap anggotanya.
Mereka dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya secara
leluasa tanpa hambatan sosio-psikologis yang membelenggunya. Semua akan
bekerja dengan disertai rasa tanggung jawab profesionalnya.
Dalam
menatap masa depan ini cukup bagi kita untuk senantiasa mengembangkan
kemampuan dan menjadi pakar dalam ilmu yang kita tekuni, harapan
terbesar jika salah satu dari kita menjadi pengganti pemimpin-pemimpin
negeri ini, semua kaum muda siap dan tanpa ragu untuk menggantikan serta
memberikan sebuah ide-ide dan amalan yang nyata untuk membangun negeri
tercinta ini. Telah di tunggu pahlawan-pahlawan muda yang muncul, bukan
hal yang mustahil jika kita dapat menjadi seorang pahlawan karena ustdz.
Anis mata Lc. Mengatakan dalam bukunya Mencari pahlawan Indonesia ,
beliau menuliskan bahwa : “Pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang
di turunkan ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan
mukjizat, secepat kilat untuk kemudian kembali lagi ke langit. Pahlawan
adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi
yang panjang, sampai waktu mereka habis. Mereka tidak harus di catat
dalam buku sejarah. Atau dimakamkan di taman makam pahlawan. Mereka juga
melakukan kesalahan dan dosa. Mereka bukan malaikat. Merea hanya
manusai biasa berusah memaksimlakan seluruh kemampuannya untuk
memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya.
B. Tujuan Penulisan
Dari pemaparan di atas maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
Untuk memperoleh gambaran tentang kepemimpinan yang profesional.
Untuk memperoleh gambaran tentang kepemimpinan yang profesional.
Untuk memperoleh gambaran tentang pemimpinan dalam upaya pencapaian tujuan dari kepemimpinannya.
C. Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat menambah wawasan bagi
pemimpin, mahasiswa, masyarakat dan pembaca tentang kepemimpinan untuk
terwujudnya proses kepemimpinan yang profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan Profesional
Kepemimpinan
Profesional adalah kepemimpinan yang mempunyai etika di dalamnya.
Ketika sebuah keputusan diambil, leadership judgement tidak berhenti di
dalam kompetensi kepengambilan-keputusan, namun juga di dalam tingkat
kebenaran etis dari sebuah keputusan.
Etika adalah pembimbing moralitas yang mengacu pada penghargaan yang tinggi terhadap kemanusiaan. Etika menjaga nilai keharmonisan dalam hidup, baik itu manusia maupun organisasi, karena etika membangun dan menguatkan nilai fairness (keadilan), khususnya dalam berkompetisi dan beraliansi. Etika
bersifat imperatif, atau menjadi kewajiban, bagi setiap anggota
komunitas di mana etika tersebut dibuat. Tujuan keberadaan etika itu
sendiri adalah membangun manusia yang seutuhnya dalam koridor keberadaan
umat manusia.
jika
ingin menjadi pemimpin yang profesional, alangkah baiknya mempunyai
salah satu kriteria seorang pemimpin. organisasi yang profesional yaitu
organisasi tersebut dipimpin oleh pemimpin profesional yang memahami
praktik sampai ke detail, meski tidak usah melakukan sampai ke detail.
Kepemimpinan profesional perlu memahami segi-segi legal dalam kegiatan
kerja sehari-hari dalam melakukan tugas kepemimpinanya.
Kepemimpinan
Profesional yang unggul harus memiliki tiga serangkaian kepemimpinan,
yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin,
tuntutan pertama yang harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke
mana organisasi itu akan dibawa dan selanjutnya bagaimana strategi serta
implementasinya.
Apakah
visi itu ? Visi mencerminkan kedalaman dan keluasan pemahaman yang
memungkinkan untuk mendeteksi dan membentangkan pola-pola dan
kecenderungan-kecenderungan di masa depan yang membimbing pemimpin untuk
membawa organisasi itu memasuki masa depan. Tanpa visi, maka manusia akan lenyap.
Apakah
nilai itu ? Nilai dari seorang pemimpin akan menentukan apakah ia dapat
menjadi pemimpin yang efektif atau tidak. Sesungguhnya ada dua jenis
nilai pemimpin, yaitu pemimpin yang berorientasi pada diri sendiri dan
pemimpin yang berorientasi pada organisasi.
Keberanian
mengambil keputusan adalah inti dari kepemimpinan. Setiap keputusan
pasti mengandung kesalahan di dalam dirinya. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa
yang tidak pernah salah dalam membuat keputusan. Pemimpin adalah manusia, dan harus sadar bahwa apa yang diputuskan ada
unsur benar dan salahnya. Sebenarnya, tantangan kepemimpinan bagi para
“pemimpin” di masa depan adalah mentransformasikan diri dari
kepemimpinan yang birokratis menjadi kepemimpinan yang korporatis.
Kepemimpinan
yang birokratis adalah kepemimpinan yang menjadikan aturan atau
prosedur sebagai tujuan yang harus dicapai. Kepemimpinan korporatis
adalah kepemimpinan yang berpola berusaha, semangat untuk mencari
peluang dan menggunakan aturan serta prosedur sebagai wahana, bukan
tujuan.
B. Bekal Seorang Pemimpin Profesional
Kepemimpinan bukanlah sebuah klub ekslusif bagi mereka yang terlahir dengan jiwa kepemimpinan. Karakteristiknya yaitu bahan-bahan
mentah kepemimpinan, dapat diperoleh dan dipelajari. Gabungkanlah
bahan-bahan mentah itu dengan niat dan tidak ada yang dapat merintangi
anda untuk menjadi seorang pemimpin.
Menurut
John C. Maxwell, kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang
yang terlahir sebagai pemimpin sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk
tetap berada di atas, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah
dikembangkan.
Ada
beberapa tingkat kepemimpinan yang harus anda ketahui jika anda ingin
menjadi pemimpin. Yaitu: pertama, pemimpin yang MEMIMPIN. Potret seorang
pemimpin seperti ini dilahirkan dengan mutu kepemimpinan. Melihat
kepemimpinan yang diteladani selama hidupnya kemudian mempelajari
kepemimpinan tambahan lewat latihan dan dia memiliki disiplin diri untuk
menjadi pemimpin yang hebat di kemudian hari. Kedua, Pemimpin lewat
PENGAJARAN. Potret pemimpin yang kedua ini, melihat kepemimpinan yang
diteladani dalam sebagian besar hidup, mempelajari kepemimpinan lewat
latihan, memiliki disiplin diri untuk menjadi pemimpin yang hebat.
Ketiga, Pemimpin yang TAK KENTARA, pada potret pemimpin yang ketiga,
anda akan mendapati belum lama melihat kepemimpinan yang diteladani
karena dia sedang belajar untuk menjadi seorang pemimpin lewat latihan
dan berusaha menerapkan kedisiplinan diri untuk menjadi pemimpin yang
baik. Terakhir, Pemimpin yang TERBATAS yaitu sedikit atau sama sekali
tidak terlihat memiliki bakat sebagai pemimpin, kurang atau tidak suka
mengkuti pelatihan kepemimpinan namun dia memiliki keinginan untuk
menjadi seorang pemimpin.
Kepemimpinan
adalah pengaruh, dan pengaruh adalah suatu keterampilan yang dapat
dikembangkan. Dengan meningkatkan pengaruh berarti kita sedang
mengoptimalkan potensi kepemimpinan. Ada segitiga kekuatan yang dapat
membantu para pemimpin untuk maju. Ia berkata, tiga komponen dalam
segitiga ini adalah komunikasi, pengakuan dan pengaruh. Pada saat anda
mulai berkomunikasi secara efektif, anda akan mendapatkan pengakuan, dan
kemudian mengarah pada pengaruh.
Lalu
bekal apakah yang perlu anda siapkan agar sukses menjadi pemimpin?
Menjadi pemimpin itu mungkin mudah tapi yang paling sulit dan rumit
adalah kalau seseorang ingin menjadi pemimpin yang sejati, pemimpin yang
positif dan pemimpin yang mengajak ke jalan yang benar. Syarat dan
bekal minimal seorang pemimpin yang baik menjadi sangat mutlak untuk
dimiliki yakni: pertama, ada rasa karisma. Ada beberapa karakteristik
para pemimpin yang berkarisma yaitu memiliki perilaku terpuji, jujur dan
dapat dipercaya, memegang komitmen, memiliki prinsip hidup yang kuat,
konsisten dengan ucapannya dan memiliki ilmu agama yang memadai. Seorang
pemimpin adalah selalu mereka yang memiliki kemampuan di atas
masyarakat pada umumnya. Kedua, memiliki keberanian. Berani membela yang
benar, berpegang teguh pada pendirian yang benar, tidak takut gagal,
berani mengambil resiko dan berani beratanggung jawab.
Bekal
seorang pemimpin terkait dengan kecerdasannya ada tiga; kecerdasan
intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual. Seorang pemimpin
seharusnya dapat membekali dirinya dengan ke tiga kecerdasan tersebut
karena ketiga-tiganya menjadi penentu suksesnya sebagai seorang pemimpin
yang baik. Dan ketiganya selalu terwujud dalam perilaku yang terjaga
dan memiliki karakteristik diantaranya adalah; menjadikan hati nurani
sebagai pelita, mampu membedakan antara yang haq dan yang batil, mampu
mengendalikan emosi, tidak serakah, tidak takabur.
C. Kriteria Seorang Pemimpin Profesional
Kriteria
seorang pemimpin yang mampu membuat strategi adalah pertama menguasai
medan. Kedua, memiliki wawasan yang luas. Ketiga, berpikir cerdas,
kreatif dan inovatif. Keempat, mampu melihat masalah secara
komprehensif. kelima, mampu menyusun skala prioritas dan mampu
memprediksi masa depan.
Keenam,
memiliki moral yang tinggi. Moralitas merupakan modal dasar bagi
seorang pemimpin yang berkualitas. Seorang pemimpin adalah figur secara
moral dapat dipertanggung-jawabkan. Dan karakteristik pemimpin yang
bermoral adalah tidak menyakiti orang lain, mampu menghargai orang lain
dengan berbagai jenis karakter dan perbedaan, bersikap santun dengan
perkataannya yang terkendali.
Ketujuh, Anda haruslah memiliki rasa humor. Seorang
pemimpin harus memiliki rasa humor. Pemimpin adalah gudangnya humor,
tetapi bukan rasa humor yang diobral murah. Karakteristik pemimpin yang
memiliki rasa humor adalah murah senyum, mampu memecahkan kebekuan
suasana, mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan, setiap masalah
dihadapi dengan wajah ceria, kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu dan
mampu menempatkan rasa humor pada situasi yang tepat.
Kedelapan,
mampu menjadi mediator. Karena pemimpin harus mampu bertindak adil dan
obyektif, maka dua hal tersebut akan menunjang tugasnya sebagai seorang
mediator yang baik. dan karakteristik pemimpin yang mampu menjadi
mediator secara optimal adalah berfikir secara pisitif, setiap ada
masalah mampu berada di tengah, memiliki kemampuan masalah melobi, mampu
mendudukkan masalah secara profesional, dan mampu membedakan
kepentingan pribadi dan kepentingan bersama.
Kesembilan,
mampu menjadi motivator. Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi
sangat erat. Seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Tugas
ini merupakan keniscayaan sebagai pucuk pimpinan yang bertugas membangun
motivasi kerja bagi para anak buahnya. Pemimpin adalah titik sentral
dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika
punuk pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tugas tersebut
tidak dapat diabaikan karena dia motivasi merupakan sarana vital dalam
membangun semangat kerja di kalangan karyawan. Adapun tanda-tanda
seorang pemimpin yang menyadari fungsinya sebagai seorang motivator
adalah memeliki kepedulian terhadap orang lain, mampu menjadi pendengar
yang baik, mengajak kepada kebaikan, mampu meyakinkan orang lain,
berusaha mengerti keinginan orang lain dan mampu berdiri di muka serta
di tengah dan di belakang.Dan yang terakhir adalah, anda mampu
mengendalikan diri.
D. Syarat-syarat Pemimpin Profesional
Ø Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam tentang ke pemimpinan
Ø Menekankan pada suatu keahlian dalam memimpin sesuai dengan bidang yang di pimpinannya
Ø Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai dalam memimpin
Ø Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari kepemimpinan yang dilaksanakanya
Ø Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan dalam memimpin
Ø Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
Ø Memiliki
klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasisnnya, guru
dengan muridnya dan pemimpin dengan orang yang di pimpinnya
Ø Diakui oleh masyarakat dalam kepemimpinannya.
E. Makna Penting Profesionalisme Kepemimpinan
Ø Profesionaliasme memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum
Ø Profesionalisme pemimpin merupakan suatu cara untuk memperbaiki kepemimpinan yang selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat kurang bagus
Ø profesionalisme
memberikan kemumgkinan perbaikan dan pengembangan diri yang memuigkinan
pemimpin dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan
kompetensi yang di milikinya.
F. Sikap dan Sifat-sifat Pemimpin yang Baik
Ø Bersikap adil
Ø Percaya dan suka pada orang-orang yang di pimpinnya
Ø Sabar dan rela berkorban
Ø Memiliki wibawa di hadapan orang-orang yang di pimpinnya
Ø Penggembira
Ø Bersikap baik terhadap pemimpin-pemimpin yang lain
Ø Bersikab baik terhadap masyarakat
Ø Benar-benar menguasai apa yang di pimpinnya
Ø Berpengetahuan luas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan
Profesional adalah kepemimpinan yang mempunyai etika di dalamnya.
Ketika sebuah keputusan diambil, leadership judgement tidak berhenti di
dalam kompetensi kepengambilan-keputusan, namun juga di dalam tingkat
kebenaran etis dari sebuah keputusan.
Kepemimpinan
Profesional yang unggul harus memiliki tiga serangkaian kepemimpinan,
yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin,
tuntutan pertama yang harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke
mana organisasi itu akan dibawa dan selanjutnya bagaimana strategi serta
implementasinya.
Menurut John C. Maxwell, kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang
yang terlahir sebagai pemimpin sejati akan selalu menonjol, tetapi
untuk tetap berada di atas, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah
dikembangkan.
Kepemimpinan
adalah pengaruh, dan pengaruh adalah suatu keterampilan yang dapat
dikembangkan. Dengan meningkatkan pengaruh berarti kita sedang
mengoptimalkan potensi kepemimpinan. Ada segitiga kekuatan yang dapat
membantu para pemimpin untuk maju. Ia berkata, tiga komponen dalam
segitiga ini adalah komunikasi, pengakuan dan pengaruh.
Bekal
seorang pemimpin terkait dengan kecerdasannya ada tiga; kecerdasan
intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual. Seorang pemimpin
seharusnya dapat membekali dirinya dengan ke tiga kecerdasan tersebut
karena ketiga-tiganya menjadi penentu suksesnya sebagai seorang pemimpin
yang baik. Dan ketiganya selalu terwujud dalam perilaku yang terjaga
dan memiliki karakteristik diantaranya adalah; menjadikan hati nurani
sebagai pelita, mampu membedakan antara yang haq dan yang batil, mampu mengendalikan emosi, tidak serakah, tidak takabur.
Kriteria
seorang pemimpin yang mampu membuat strategi adalah menguasai medan,
memiliki wawasan yang luas, berpikir cerdas, kreatif dan inovatif, mampu
melihat masalah secara komprehensif, mampu menyusun skala prioritas dan
mampu memprediksi masa depan, Pemimpin harus memiliki moral yang
tinggi, Pemimpin haruslah memiliki rasa humor, Pemimpin harus mampu
menjadi mediator, Pemimpin harus mampu menjadi motivator, dan Pemimpin
harus mampu mengendalikan diri.
B. Saran
Para
pemimpin, calon pemimpin, dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai
memahami, menerapkan, dan mengembangkan sikap-sikap serta perilaku dalam
dunia kepemimpinan melalui teladan baik dalam pikiran, ucapan, dan
tindakan.
Oleh : As’ari Sulaiman
DAFTAR PUSTAKA
Blog pada WordPress.com • Freshy theme by Jide.
Copyright 2009 © yudhi’m blog, template by blog template 4 U I Blogspot tutorial I Blogger
©2009 POS KUPANG ONLINE — All rights reserved
Just another WordPress.com weblog
Puncak WordPress, Copyright © 2007-2009 AKHMAD SUDRAJAT : LET'S TALK ABOUT EDUCATION ! Theme by NeoEase. Valid XHTML 1.1 and CSS 3.
Written by Heri Susanto, 2008
www.pks-jaksel.or.id, 2005 - 22:37 (2341 Dibaca)
Planet Win 365 Casino Review and Welcome Bonus
BalasHapusPlanet Win 365 Casino has become one of the most popular online casinos planet win 365 in 2021. The casino features a wide range 온라인카지노 of starvegad live casino games including roulette,